Rabu, 08 Januari 2020

Putri Alor Karya: Tantri Novianti

Kabid Dikdas
Pada suatu malam, sang putri bersedih hati. Dia menutup telinganya dari suara jangkrik dan kunang-kunang yang bersenda gurau. Putri menutup mata sehingga ia tak melihat bintang dan bulan yang bersinar. Di pesisir pantai Pulau Alor, NTT, ia hanya termenung dalam pejamnya.

Seorang nelayan yang melihat keadaan putri merasa khawatir. "Wahai Putri, apakah gerangan yang membuatmu muram malam ini?" Putri membuka matanya pelan-pelan. Matanya berkaca-kaca. "Kau tahu apa hal yang paling menyedihkan di dunia ini? Seumur hidupku, Ibunda Ratu tak pernah memarahiku. Tapi, hari ini dia melakukannya kepadaku. Aku begitu sedih.” "Apa yang menyebabkan sang Ratu marah kepadamu?" Putri menceritakan keluh kesahnya, "Tinggal di Alor adalah suatu kenikmatan bagiku. Air laut yang jernih, pasir yang putih, biota laut yang beragam, ditambah bukit dan pegunungan terjal yang menambah pesona, serta keramahan seluruh rakyatku. Kau pun tahu betapa bahagianya aku dikelilingi tanah sebelah Timur Flores ini. Tetapi, Ibunda Ratu yang sedang sakit malah memarahiku. Menurut Ibunda Ratu, aku terlampau senang bermain dan lupa kewajibanku sebagai Putri di tanah ini.”

Putri menghela napas sejenak. "Aku mencintai Alor, itulah sebabnya aku gemar berkeliling. Ibunda Ratu berpikir, aku hanya sedang main-main, padahal aku memperhatikan setiap sudut tempat ini dan memastikan tiada celah sedikit pun yang menjadikan pulau rusak."

Putri merapikan kain tenunan khas Alor, kawate, yang terjuntai di tubuhnya. Sambil mengusap air matanya, ia menyimak nasihat nelayan muda itu.

"Jika berkenan engkau mendengarkanku, kembalilah ke istana dan temui Sang Ratu. Katakan padanya bahwa penyu hijau masih meletakkan telur-telurnya di dalam pasir Alor yang putih dan memesona. Kabarkan tentang terumbu karang dan ikan laut yang masih bernapas bebas dalam birunya Alor. Ceritakan pula mengenai bukit yang hijau dan pegunungan terjal nan indah. Sampaikan juga salamku untuk Ratu, ceritakan aku nelayan yang masih dapat bertahan hidup di tanah ini. Kami juga akan menjaga tempat ini sebagaimana engkau menjaganya dengan penuh sukacita."

Sang putri sangat senang akan nasihat itu, "Terima kasih nelayan muda.” Putri pun bergegas kembali ke istana berbentuk limas dengan empat pilar berbingkai pohon asam. Putri tak sabar ingin menyatakan kepada Ibunda Ratu bahwa ia cinta tanah kelahiran dan ingin terus menjaga kelestarian lingkungannya.

Menarik sekali cerita di atas, bukan? Dapatkah kamu menceritakan kembali isi cerita tersebut? Gunakan tabel berikut ini untuk membantumu menjelaskannya. Lalu, ceritakanlah isi cerita di atas kepada teman-teman dalam kelompokmu!

Judul Cerita: Putri Alor
Pengarang: Tantri Novianti
Tokoh Utama: Putri dari Alor
Tokoh lain: Nelayan muda, Ibu Ratu
Dimanakah cerita ini terjadi;
Di pesisir pantai Pulau Alor, NTT
Apa yang terjadi dengan tokoh utama?
Tokoh utama merasa sedih karena
dimarahi sang ratu, ibunya  
Mengapa hal itu terjadi?
Karena dianggap terlampau senang bermain
dan lupa akan kewajibannya sebagai putri.
Bagaimana masalah dalam cerita ini
diselesaikan?
Masalah dapat diselesaikan saat sang putri
kembali ke istana atas saran dan nasehat
dari nelayan muda.
Kapankah waktu terjadinya cerita ini?
Saat malam hari
Pesan apakah yang kamu dapatkan dari cerita di atas?
Agar terus menjaga kelestarian lingkungan.

Salah satu tokoh dalam cerita di atas adalah Si Nelayan Muda yang tentu saja sering berinteraksi dengan laut untuk mencari ikan. Kamu tentu ingat bahwa para nelayan memanfaatkan angin laut dan angin darat untuk pergi melaut. Gambarkan bagaimana Si Nelayan Muda memanfaatkan angin darat dan angin laut untuk bekerja di laut.
Perpindahan kalor secara konveksi mengakibatkan terjadinya angin darat dan angin laut. Angin darat terjadi karena udara di darat pada malam hari lebih cepat dingin daripada udara di laut, sehingga udara yang berada di atas laut akan naik dan udara dari darat akan menggantikan posisi udara yang naik tadi. Angin laut terjadi karena pada siang hari daratan lebih cepat panas dibandingkan di laut, sehingga udara di darat akan naik dan udara dari laut akan mengalir ke darat menggantikan tempat udara yang naik tadi. Keadaan ini digunakan para nelayan untuk pergi melaut pada malam hari dan kembali ke darat pada pagi atau siang hari.